Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membuka Seminar Sejarah Nasional (SSN) 2017 di Universitas Gadjah mada (UGM) Yogyakarta. Dia mengingatkan sejarah itu penting bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu dia meminta agar tidak melupakan sejarah.
“Sejarah itu penting bagi bangsa dan dalam konteks besar bernegara,” ungkap Muhadjir di Gedung University Center (UC) UGM di Bulaksumur, Kamis, (14/12/2017).
Dia kemudian bercerita mengenai pengalamannya di Jawa Timur yakni banyak kelompok masyarakat dan institusi yang bangga dengan akar sejarah nenek moyang pendahulunya.
“Pengalaman saya ketika di Jawa Timur, banyak yang merasa banga bila disebut misalnya pasukan Singosari, Gajayana atau pun lainnya. Padahal mereka punya sebutan yang resmi dan bisa jadi ikatan kuat,” katanya.
Dia berharap pertemuan para sejarawan seluruh Indonesia ini bisa menghasilkan banyak pemikiran untuk Indonesia dan bisa belajar dari sejarah. Dia juga menyebutkan masalah korupsi juga ada kaitan dengan masa lalu.
“Korupsi itu juga warisan penjajah. Kita berharap bisa banyak jadi rujukan seperti yang dilakukan para sejarawan terdahulu seperti Pak Sartono Kartodirdjo dan Pak Kuntowijoyo,” kata Muhadjir sembari mengingatkan pesan Bung Karno, ‘Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah’.
Sementara itu Ketua Panitia Seminar Sejarah Nasional, Dr Sri Margana seusai acara mengatakan seminar yang digelar mulai hari ini, akan berlangsung hingga hari Sabtu (16/12/2017) di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Sebanyak 200-an peserta yang sebagian besar adalah anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI).
Menurutnya seminar sejarah nasional juga pernah digelar di UGM pada tanggal 14-18 Desember 1957 di UGM yang saat itu berada di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta. Sekitar 171 pemakalah yang terbagi dalam beberapa kelompok.
“Tema acara adalah Sejarah untuk kebinekaan dan ke-Indonesiaan, refleksi 60 tahun seminar nasional sejarah, 1957-2017,” katanya.
Dalam acara itu dihadiri Dirjen Kebudayaan yang juga Ketua umum Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), Dr Hilmar Farid, Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, PhD serta beberapa tokoh senior sejarawan Indonesia.
Diterbitkan ulang dari sumber: detik.com